Pusat Riset Alpukat : Misi yang Belum Selesai









Banyak orang baik yang kita kenal disekeliking kita. Memiliki visi besar yang manfaatnya berdampak bagi orang banyak. 

Dia telah menggoreskan visinya, menjakankan melalui eksekusi untuk mencapai misi tersebut dengan kesungguhan. Namun apadaya, saat menjalankan misi tersebut, Allah menjemputnya begitu cepat dan mendadak.

Kadang seringkali berpikir, kenapa banyak orang baik dipanggil duluan...

***

Pagi ini, memang saya agendakan khusus untuk berkunjung kepada penelitian buah yang dikelola oleh Dr. Wahyu yang terletak di Lembang. Ndak jauh dari rumah, saya ajak istri sama anak-anak sekalian ngabuburiet.

Setelah satu jam perjalan ke Lembang via Dago, sampailah saya di Nabila Farm, sebuah kebun riset seluas 3 hektar. Saat saya sampai disana, gerbang ditutup, padahal menurut google harusnya buka. Karena saya kesana memang tidak ada konfirmasi dahulu.

Dr. Wahyu adalah salah satu pensiunan mantan Direktur PTPN VIII yang mendedikasikan waktunya untuk meneluti hidroponik, sayuran dan buah-buahan serta kambing dan domba. Dilahan seluas 3 hektar melakukan penelitian serius dengan menguji berbagai varietas tanaman yang kemudian dikebunkan dan sebagian bibit didistribusikan.

Kenapa saya mampir kesana, salah satunya mau belajar bertani khususnya alpukat. Ada hampir 70-an alpukat unggul yang sedang diteliti, diantara alpukat introduksi seperti hass, reed, pinkerton dan lainnya.

Saat saya sampai disana, disambut hangat teh Era, salah satu karyawan kepercayaannya. Seperti biasa ngobrol masalah tanaman kesana kemari...

Betapa kagetnya saat saya tanyakan bagaimana kabar pak Wahyu. Dengan nada lirih teh Era menyampaikan, bahwa pak Wahyu sudah wafat tahun lalu karena covid dan dimakamkan di pesantren binaannya di Cimahi.

Saya turut kaget, rupanya berita tersebut tak pernah saya dengar.

***










Bersama teh Ira saya ngobrol banyak, apa sebenarnya misi pak Wahyu sampai meninggalkan jabatan dirutnya. Beliau menyampaikan, pak Wahyu memang gemar dengan tanaman. Ingin sekali tanaman di Indonesia bisa berkualitas dan memberi kesejahteraan. 

Beliau adalah orang yang gemar sharing kepada siapapun. Saya lihat ruang sharingnya yang biasa didatangi mahasiswa, PKL dan praktisi pertanian. Beliau gemar berbagi hasil eksperimen bertani sayur dan buahnya kepada siapapun.

Namun rencana Allah berbeda dengan rencana manusia. Teh Era menjelaskan, bahwa pak Wahyu telah mengeksekusi 20 persen rencananya, dan Allah memanggilnya, dan menyisakan 80 persen kepada penerusnya.

Begitulah sepenggal kisah, manusia bisa merencanakan secanggih dan serapi mungkin, tapi kemudian harus tunduk kepada rencana yang maha memiliki rencana. Semoga amal dan niat beliau dicatat sebagai amal kebaikan.