Jadi Petani Milenial











Pagi-pagi biar badan fit saya bikin lubang galian buat nanam varietas jambu biji. Hari ini lebih 10 lubang samping rumah saya bikin dan sebagian varietas jambu saya tanam.

Jambu biji jenis kristal, siumik pala, farang, bangkok, getas merah, sukun merah dan bentar lagi jambu alas juga ada. Pada tahap awal ini hanya hoby saja biar tidak gabut dan ada gerak selama pandemi, sepertinya bertanam-tanam cocok buat aktifitas harian.

Saya pilih jambu, karena saya lihat secara akar lebih ramah bangunan, pohonnya tak terlalu tinggi dan yang penting ndak kenal musim. Sepertinya bisa jadi hoby yang menyenangkan.

Begitu juga hari ini, seneng banget bisa ngobrol dengan kawan-kawan Agree, sebuah aplikasi yang menghubungkan petani dengan buyer. Anak-anak petani milenial ini.

Problem petani hari ini ada tiga, pertama terkait akses pasar, kedua teknologi paska panen dan ketiga permodalan.

Akses pasar penting, karena banyak petani bisa bertani tapi tak bisa menjual hasil panennya, apalagi pas musim panen yang biasanya harga jatuh pada titik terendah.

Kedua, paska panen. Pada saat harga jatuh, petani tidak punya pilihan bagaimana mengolah hasil panen, sehingga dibiarkan membusuk saat harga jatuh.

Ketiga modal, biasanya petani punya uang saat panen raya, selebihnya dari pendapatan lain-lain. Ada banyak case keuangan petani kurang bagus, baik karena margin yang rendah maupun management yang buruk, sehingga terjebak hutang ke tengkulak atau rentenir.

Aplikasi agree mencoba mensolusi masalah itu. Semoga bisa memanfaatkan aplikasi ini, saya yakin banget, anak-anak muda ini nantinya bisa ngasih jalan yang smart buat para petani.

MRAJAK
Urban Farmer Partner
Pesan : 085871285543
www.mrajak.com


Terimakasih kang Hikmatullah Insan Purnama semoga sukses Agree nya dan menebar manfaat bagi banyak petani negeri yang subur ini...